PASAR PATI
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
PASAR PATI

Kumpulan semua warga pati dan sekitarnya untuk menjalin persahabatan

Pencarian
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Login

Lupa password?



RSS feeds

Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Statistics
Total 38 user terdaftar
User terdaftar terakhir adalah enjelins

Total 2237 kiriman artikel dari user in 567 subjects

You are not connected. Please login or register

Sejarah Runtuhnya Kerajaan Majapahit PartVII

2 posters

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

whotte2


Admin

RUNTUHNYA MAJAPAHIT
Kubu Abangan
Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di
Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan
masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-
matian membendung gerakan militansi Islam.
Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya
membangun akhlaq lebih penting daripada
mendirikan sebuah Negara Islam.
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban, Arya
Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati
Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya
Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan
Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok
Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati
Arya Ranggalawe adalah salah satu tangan kanan
Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. )
Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan
Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi
Sunan Ampel. Dari pernikahan Sunan Ampel
dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah
Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Lamongan,
dan lima putri yang lain ( seperti yang telah saya
tulis pada bagian pertama : Damar Shashangka
).
Para pengikut Sunan Giri yang tidak sepaham
dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering
terlibat konflik-konflik terselubung. Di pihak
Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung,
seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan, Sunan
Majagung ( sekarang dikenal dengan Sunan
Bejagung ), Sunan Ngundung dan putranya Sunan
Kudus, dll.
Dipihak Sunan Kalijaga, ada Sunan Murya
( sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria ),
Syeh Jangkung, Syeh Siti Jenar, dll.
Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau juga disebut
Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang
menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak
menyetujui gerakan kaum Putih yang
merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa.
Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti
Jenar, menyatakan keluar dari Dewan Wali
Sangha. Syeh Siti Jenar menyatakan terpisah dari
Majelis Ulama Jawa itu. Beliau tidak mengakui lagi
Sunan Ampel sebagai seorang Mufti.
Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki
pengikut.
Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan
Ampel wafat dan kedudukan Mufti digantikan oleh
Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap
sangat membahayakan Islam.
Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen
Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai
merebak dipesisir utara Jawa. Mulai Gresik,
Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Para pejabat
daerah telah mengirimkan laporan kepada Prabhu
Brawijaya. Tapi Prabhu Brawijaya tetap yakin,
semua masih dibawah kontrol beliau.
Keturunan di Pengging
Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu
Brawijaya semakin dikukuhkan dengan
diangkatnya putri Champa ini sebagai permaisuri.
Keputusan yang sangat luar biasa ini menuai
protes. Kesuksesan besar bagi Dewi Anarawati
membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa
dilihat jelas disini, bila kelak Prabhu Brawijaya
wafat, maka yang akan menggantikannya sudah
pasti putra dari seorang permaisuri. Dan sang
permaisuri beragama Islam. Dapat dipastikan,
Majapahit akan berubah menjadi Negara Islam.
Dari luar Istana, Sunan Giri menyusun strategi
memperkuat barisan militansi Islam. Dari dalam
Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana
yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut
Majapahit dengan cara pemberontakan, dari
dalam istana, Majapahit sudah pasti bisa dikuasai
oleh Dewi Anarawati. Bila rencana pertama gagal,
rencana kedua masih bisa berjalan.
Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi
Anarawati menuai hambatan. Dari hasil
perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya, lahirlah
tiga orang anak. Yang sulung seorang putri,
dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV,
penguasa Kadipaten Pengging ( sekitar daerah
Solo, Jawa Tengah sekarang ), putra kedua
bernama Raden Lembu Peteng, berkuasa di
Madura, dan yang ketiga Raden Gugur, masih
kecil dan tinggal di Istana. (Kelak, Raden Gugur
inilah yang terkenal dengan julukan Sunan Lawu,
dipercaya sebagai penguasa mistik Gunung Lawu,
yang terletak didaerah Magetan, hingga
sekarang : Damar Shashangka.
)
Hambatan yang dituai Dewi Anarawati adalah,
putri sulungnya tidak tertarik memeluk Islam,
begitu juga dengan Raden Gugur. Hanya Raden
Lembu Peteng yang mau memeluk Islam.
Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati
dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua
orang putra, Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga.
Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si
sulung bahkan pergi meninggalkan kemewahan
Kadipaten dan menjadi seorang pertapa di
Gunung Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang ).
Sampai sekarang, petilasan bekas pertapaan
beliau masih ada dan berubah menjadi sebuah
makam yang seringkali diziarahi.
Otomatis, yang kelak menggantikan Adipati
Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging,
bahkan juga jika Prabhu Brawijaya mangkat, tak
lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo
Kenanga. Kelak, dia akan mendapat limpahan
tahta Pengging maupun Majapahit! Inilah pewaris
sah tahta Majapahit.

dion moexz



Kayak sinetron ya gan,ceritanya bersambung!
Smile Smile

http://pasarpatinet.blogspot.co…

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik